CERPEN : AHMAD HABIB AL HUSAI MENERIMA PELAJARAN
| Print Cerpen
Posting cerpen by: wayang
Total cerpen di baca: 47
Total kata dlm cerpen: 962
Tanggal cerpen diinput: Thu, 5 Nov 2009 Jam cerpen diinput: 11:32 AM
0 Komentar cerpen
Setelah selesai menjalankan apa yang gurunya katakan Ahmad kembali menghadap”Eyang saya siap untuk melaksanakan apa saja yang eyang perintahkan karena perintah yang tadi sudah saya laksanakan”katanya.”Ahmad sekarang kamu sudah waktunya untuk bertemu dengan gurumu yang bernama Eyang Muslimin,beliau berada di atas bukit yang sangat tinggi karena tinggnya sampai dekat dengan sebuah awan putih apakah kamu bisa melakukan apa yang eyang perintahkan”tanyanya pada Ahmad.”siap Eyang tapi saya tidak bisa terbang,apa yang harus saya lakukan.”tanya ahmad.”masalah terbang bukanlah masalah sulit tapi sayang bukan Eyangmu nanti yang mengajari kamu untuk terbang,melainkan laki-laki yang bertubuh besar yang tempatnya ada di dekat orang yang mendata kamu saat pertamakali kamu masuk ke tempat ini,sekarang kamu pergilah kesana,setelah itu kembali lagi kesini.”pintanya.”baiklah eyang aku sekarang minta ijin untuk berangkat.”setelah ijin dan memberi salam kepada eyangnya Ahmad lansung berangkat,tapi Ahmad bunkanya langsung menuju tempat apa yang gurunya perintahkan melainkan mampir ke tempatnya Amin Adullah dulu sesampainya di tempatnya Amin Abdullah ia berkata apa yang ia alami di kala ketemu gurunya dan sampai ia mengapa mampir ketempat kerjanya,di tengah perbincangan itu datanglah seorang wanita cantik sedang bertanya sesuatu kepada Amin Abdullah”Paman di manakah Alamat pendaftaran sekolah.”tanya wanita itu,dengan bijak Amin menjelaskan dengan detail di mana tempat sekolahan itu,sementara Ahmad memndangi wanita tanpa berkedip kemudian Ahmad tanpa mengucapkan salam dahulu tiba-tiba ia berkata”siapakah nama kamu apakah aku boleh kenalan,”,tanya Ahmad.”namaku Aminah kalau kamu.”tanya Aminah.”aku Ahmad”setelah usai berkenalan wanita itu langsung pamit dengan salam kemudia ia terbang dengan cepat seperti kilat,melihat itu Ahmad terheran-heran dan kemudian bertanya “paman ternyata di sisni ada tempat sekolahnya apakah saya boleh sekolah.”tanya ahmad.”boleh tapi nanti saja setelah kamu bisa terbang sekarang kamu temui oarang ayang dimaksu oleh Eyangmu.”mendengar itu Ahmad lansung pamit,selang beberapa waktu sampailah Ahmad berada di tempat orang yang ia tuju “Assalamualaikum Wr.Wb saya di suruh eyang untuk menghadap paman agar saya di ajari agar bisa terbang”mendengar kakt-kata itu orang bertubuh besar itu tanpa banyak kata lansung meraih tubuh Ahmad dan di gendong dan”ssett..”tau-tau Ahmad berdara di udara tapi masih di pegangi oleh orang itu”paman bagaimana caranya aga aku bisa terbang seperti ini “. Tanya Ahmad yang berda di gendonganya”mudah saja kamu tinggal baca doa kepada Allah SWT dengan iklhas itu saja.”jawabnya.”sekarang kamu akan saya ajak terbang di tempat yang tinggi sehingga kamu akan bisa melihat dengan mudah tempat mana yang nanti akan kamu tuju,”jelasnya”baiklah”jawab Ahmad sambil menahan kencang angin,beberapa kemudian mereka berhenti”lihatlah kebawah karena ini gelap maka yang terlihat hanyaklah tempatnya paman Amin Abdullah itu yang berwarna putih bercahaya,sementara tempat lainya tak begitu jelas,yang terpenting kamu tau tempat ini ,jadi kamu bisa lansung kesini “terangnya.”baiklah saya akan ingat”.kemudian mereka pulang sesampainya turun dari gendongan orang itu Ahmad pamit pulang dan sekalian mencoba untuk terbang denagn sedikit takut Ahmad nekad melakukanya Ahmad berdoa kepad Allah SWT tiba-tiba.”Terimakasi ya Allah aku sekarang bisa terbang.”Ahmad dengan hati yang sangat girang ia terus berputar-putar di awang-awang dengan sepuas puasanya sambil mencari-cari tempat dimana gurunya berada”itukan tempatnya guru aku akan mendarat kesana.”dengan gaya yang seenakanya Ahmad mencoba untuk mendarat tepat di depan gurunya namun apa yang terjadi”aaaaaaaaaaa....broaak...”Ahmad jungkir balik jauh sekali dan menghantam beberapa batu dan terhempas di semak-semak. ‘ ‘’Aduhh..sakit..sakit sekali”rintihan itu di dengarkan gurunya dan kemudian gurunya menghampirinya”Ahmad cepat bangun dan bertobat kepada Allah karena kamu sombong sehingga kamu di celakai oleh kesombonganmu itu”.sambil meringis “iyaa..Eyang aku kilaf aku terlalu senang sehingga aku tidak kontrol”kemudian Ahmad bersujud minta Ampun kepada Allah SWT.setelah selesai Ahmad menghanpiri gurunya.”ayo Ahmad sekarang kamu ikut Eyang”ajaknya,dengan mengikuti di belakang gurunya Ahmad sesekali memegangi punggunya yang masih terasa sakit karena jatuh”Ahmad sekarang duduklah”mendengar perintah itu Ahmad duduk bersila dan mulai siap menjalankan perintah gurunya”nanti kamu akan saya suruh untuk mengantarkan surat ini kepada guru kamu Muslimin”sambil menyodorkan sehelai kertas kecil yang dilipat rapi “baiklah guru lalu apalagi yang harus saya lakukan guru”tanya Ahmad.”nanti setelah semua urusan kamu disana selesai kamu tanya dimana alamat guru kamu selanjutnya,dan sekarang kamu berangkatlah”kemudian Ahmad berdiri lalu mengucapkan salam kemudian ia terbang ke arah barat pojok utara, ketika di atas udara Ahmad mencari -cari tempat gurunya tidak lama kemudian Ahmad melihat dari atas seorang kakek yang sedang duduk bersila di belakang meja serta dibelakang kakek itu ada sebuah binatang yang sangat besar sekali yaitu kalajengking yang berwarna hitam pekat,tanpa basa basi Ahmad menghapirinya dan bertanya”Assalamualiku Wr.Wb,apakah benar kaklek yang bernama Kakaek Muslimin,tanya Ahmad”Walaikum Salam,Benar apakah engkau Ahmad”.tanyanya balik”iya eyang”.jawab Ahmad.”Eyang aku didititpi sebuah surat dari ini suratnya.”surat di sodorkanya dan kemudian surat itu di baca oleh Muslimin setelah membaca surat itu raut wajah Muslimin kelihatan senang dan terlihat semyum sedikit”heem..Ahmad mulai sekarang engkau kuangkat sebagai muridku apakah kau sudah siap”tanya Muslimin”dengan hati senang hati saya terima”jawab Ahmad.”baiklah mulai besok kamu akan saya suruh pilih salah satu barang yang ada di atas awan itu dan bawa kesini sekarang kamu istirahat dulu didekatku.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar