Kamis, 05 November 2009

“Jujur, akhir-akhir ini aku ingin dekat sama kamu, tapi aku nggak tahu bagaimana caranya,” ungkapnya lagi.

Masih pagi. Perasaan aku baru memejamkan mata semenit, setelah bangun shalat subuh tadi. Aku bahkan tertidur dengan mukenah yang
masih melekat di tubuhku. Biasanya suara gaduh terdengar di pondokan ini, setelah lewat dari jam enam. Tapi kini, pintuku telah diketuk perlahan awalnya, lalu digedor keras.
“Assalamualaikum! Selamat pagi!” teriak suara itu dari luar.Aku kenal betul suara itu. Milik Imah, penghuni pondokan yang paling ribut, paling seksi, paling lucu, dan entah paling apalagi.
Pagi-pagi begini mau apa, ya? Aku bahkan menutup kupingku dengan guling. Gedoran itu semakin tak wajar. Ada lagi yang paling khas dari diri Imah, dia selalu merasa punya ide yang heboh. Jangan-
jangan pagi ini dia ingin unjuk kebolehan dengan ide hebohnya yang terbaru.
Terpaksa aku bangun. Padahal tidur pagi kali ini amat kubutuhkan sebagai suplemen, semalam tidurku agak larut malam karena PR Fisika-ku yang tumben tak bisa kuselesaikan cepat.
“Selamat pagi,” ributnya setelah kubukakan pintu kamar. “Aku dari
Ketok Pintu, acara reality show paling berani! Bisa ya, aku masuk?” lanjutnya dengan gaya host sebuah acara reality show, yang selalu
“mengobrak-abrik” kamar selebritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar